Halaman

Senin, 13 Desember 2010

Resensi FIlm Serigala Terakhir

Jenis Film :
- Drama Action


Pemain :

- Vino G. Bastian, Fathir Muhctar, Dallas Pratama,

Dion Wiyoko, Ali Syakieb, Reza Pahlevi,
Fanny Fabriana, Zaneta Georgina

Sutradara :

- Upi Avianto

Penulis :
- Upi Avianto

Produser :
- Adiyanto Sumarjono

Produksi :
- IFI (Investasi Film Indonesia)

Durasi :
- 110 Menit

Rilis:
- 5 November 2009

Disebuah pinggiran Jakarta dengan sekelompok remaja laki-laki tumbuh dan menjalin persahabatan yang kuat. Mereka adalah Ale [Fathir Muchtar], Jarot [Vino G. Bastian], Lukman [Dion Wiyoko], Sadat [Ali Syakieb], dan Jago [Dallas Pratama]. Ale adalah sosok yang paling menonjol diantara mereka. Jiwa pemimpinnya sangat kentara sekali. Sementara Jarot adalah sosok yang paling tidak banyak omong dan tertutup.

Suatu peristiwa dalam sebuah pertandingan sepak bola yang berakhir dengan keributan. Pada saat itu Ale tampak terdesak karena lawannya menggunakan pisau. Mereka semua berusaha membantu Ale. Sampai akhirnya Jarotlah yang berhasil melumpuhkan lawan dan tanpa diduganya pisau itu tertancap ditubuh lawan, rubuh bersimbahkan darah, dan mati. Seketika semua diam dan kemudian kabur meninggalkan Jarot seorang diri yang berdiri terpana tidak percaya.

Persahabatan yang sudah mereka jalin eratpun teruji. Jarot harus mengalami pengalaman pahit di penjara seorang diri. Tidak ada seorang sahabatpun yang memperdulikannya.

Perasaan sakit hati dan terkhianati mengubah Jarot menjadi lelaki yang keras. Keputusannya setelah keluar dari penjara untuk bergabung di kelompok Naga Hitam membuatnya jadi berseberangan dengan kelompok Ale. Karena kelompok Naga Hitam adalah musuh besar kelompok Ale.

Intrik demi intrik pun semakin rumit. Terlebih lagi ketika Jarot menjalin cinta lamanya kembali secara diam-diam dengan Aisya [Fanny Fabriana], adik Ale. Keputusan Jarot ini dianggap membahayakan bagi kedua kelompok yang berseteru.

Seperti kebanyakan film action yang banyak menggunakan efek audio visual, film ini juga menggunakan efek audio visual yang ikut mendukung adegan perkelahian atau ledakan. Kelemahannya, efek visual kadang terlihat kurang maksimal, khususnya setiap kali adegan kebakaran.

Akting para pemain di film ini juga patut diacungi jempol. Mereka berhasil membuat penonton ikut larut dalam konflik.

Upi sang sutradara yang juga menjadi penulis sangat cerdas mengembangkan karakter tokoh di film ini. Buktinya adalah karakter Fathir yang sempat hilang sejenak, tapi dimunculkan kembali justru dengan karakter yang berbeda 180 derajat.

Film yang menghabiskan dana hampir Rp10 milliar ini juga berpotensi memiliki sekuel. Karena nasib kelompok Naga Hitam dan Fathir belum jelas. Di akhir cerita digambarkan Bara yang masih berusia belasan tahun dengan wajah dendam membawa pistol peninggalan Ale.

Upi tampak ingin mengubah tradisi akhir cerita klise di mana pemeran utama selalu tampil sebagai sang juara layaknya sinetron dan film-film kebanyakan.

Wanita yang di kehidupan nyata berpacaran dengan Vino G Bastian ini sengaja membuat film berakhir dengan cerita tidak bahagia. Atau mungkin Upi ingin menyampaikan pesan kepada penonton bahwa kebenaran tidak mutlak selalu menang.

Sumber : http://www.serigalaterakhir.com

1 komentar:

  1. wah film ini sungguh menantang. tolong follow dan coment balik ya :)

    BalasHapus