Halaman

Senin, 13 Desember 2010

Gejala Bahasa

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku dan banyak bahasa. Oleh karena itu Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang merupakan tujuan dari kebanyakan orang di pedalaman atau desa, ingin sekali datang untuk mengadu nasib. Sehingga menyebabkan jakarta menjadi padat akan para pendatang dan hal itu tentu saja membuat keragaman yang terus berubah sesuai perkembangan zaman.

Indonesia yang memiliki keragaman penduduk tentu saja membuat masyarakat untuk mencoba menyesuaikan diri dari lingkungan yang terus berkembang ini. Banyak orang yang merubah penampilan mereka untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Tentu saja dalam hal berkomunikasi pun tidak lepas dari sentuhan perkembangan tersebut. Banyak sekali gejala bahasa yang terjadi, bahkan terkadang masyarakat lebih fasih untuk mengucapkan kata-kata baru daripada kata baku.

Contoh dari gejala bahasa tersebut yaitu :

1. JAYUS :
Saya tadinya mengira kata ini merupakan singkatan, namun setelah saya telusuri, ternyata bukan. Arti sebenarnya adalah lawakan atau tingkah laku yang maunya melucu tapi tidak lucu.

Istilah Jayus populer di tahun 90an dan masih sesekali digunakan di masa kini. Dari cerita mulut ke mulut, konon ada seorang anak di daerah Kemang bernama Herman Setiabudhi yang kerap dipanggil Jayus oleh teman2nya. Jayus sendiri adalah nama ayah dari Herman (lengkapnya Jayus Kelana) yang seorang elukis di kawasan Blok M. Herman alias Jayus terkenal sebagai anak yang sering melawak tapi lawakannya kerap kali tidak lucu.

2.
MENEKETEHE :
Kata ini sebenarnya berasal dari kata “Mana Kutahu” dan diplesetkan oleh Tora Sudiro sekitar awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV. Istilah itu cukup populer dan saat ini cukup sering digunakan orang.


3.LOL :
Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting, baik di YM, FB, Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.

4.
JABLAY :
Kata ini dipopulerkan oleh Titi Kamal saat menyanyikan lagu berjudul sama dalam film Mendadak Dangdut (2006).Merupakan singkatan Jarang Dibelai yang mengandung arti lebih jauh sebagai ungkapan hati seorang wanita yang jarang mendapatkan belaian kasih sayang kekasihnya.

5.
JUTEK :
Berasal dari kata yang sering digunakan oleh para PSK di awal tahun 2000an untuk menggambarkan pria yang sombong dan jarang tersenyum. Kata ini akhirnya menjadi kata umum yang digunakan untuk melukiskan orang yang menyebalkan, judes, galak, emosian, dan sombong.

6.
KRIK :
Adalah suara jankrik. Istilah ini biasaya digunakan dalam pembicaraan di dunia maya, untuk menggambarkan kondisi yang sangat garing / tidak lucu. Kata ini berasal dari adegan film-film kartun yang sering menampilkan suasana hening – dengan latar belakang suara jengkrik – mana kala seseorang bercanda namun tidak lucu. Pemakaiannya cukup sederhana, yaitu saat menanggapi komentar / ucapan seseorang, penulis tinggal menulis kata “Krik” berulang-ulang, menandakan bahwa penulis menganggap ucapan orang itu gak lucu banget.


7.ALAY :
Adalah
sekumpulan orang yang berpakaian berlebihan dan terkesan norak. Alay biasanya dapat ditemui pada pertunjukan musik, yang berdiri dibelakang artis dengan bargoyang-goyang sesuai irama musik.
Alay juga memiliki gaya bahasa yang cukup aneh, dengan menulis huruf besar dan kecil, ditambah lagi dengan angka, sehingga sulit untuk dimengerti.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/30828869/Gejala-Bahasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar